"Apa mimpimu ?" "Mimpi ?" "Iya, apa yang kamu mimpikan tentang kehidupanmu dimasa depan. Atau apa yang kamu cita-citakan ?" Ku tersenyum. Pandanganku berkeliling melihat suasana kafe yang mulai ramai. Pengunjung silih berganti, sementara kami sudah 1 jam duduk disitu, berdua saja menikmati me time . Pikiranku menerawang, lompat-lompat dari masa lalu dan kondisi saat ini. "Apa kamu gak pernah menghayalkan, seperti apa rumah idamanmu atau pasangan seperti apa yang dirimu harapkan ?" Tanyanya lagi. "Sudah kulupakan." "Lah, kenapa ?" "Percuma saja kalau semua itu terlarang. "Ya, akhirnya rasa itu sirna begitu aja. Mungkin harus ikhlas aja terima kenyataan kalau aku ditakdirkan untuk tidak boleh punya keinginan." "Aku gak paham." "Ya, siapa pun tidak akan paham karena gak ngalamin." Ku tersenyum datar, tanpa ekspresi. Lelah, malas bahas hal yang itu-itu saja dan tidak ada hasil atau solusi. A...
sebuah catatan perjalanan, opini, pengalaman hidup seseorang, cerita karangan dan buah pikir