Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label cerpen

PuPuS 🐾

 "Mau beli apa?" "Apa yang bagus untuk oleh-oleh ya, Ma?"  tanyanya sambil berjalan perlahan menelusuri dan mengamati barang-barang cenderamata yang dipajang di rak toko cinderamata terkenal di kota gudeg itu.  Sesekali tangannya menyentuh cenderamata yang diminati, mengangkatnya untuk melihat label harga yang tertempel disana dan mempertimbangkannya dengan uang yang dia miliki.  "Ah, duitnya gak cukup," batinnya dalam hati. "Untuk temenmu?" tanya mamanya lagi, yang mengikuti langkahnya sambil juga melihat-lihat barang-barang yang dijual di toko itu.  Suara mamanya terdengar tidak ramah di telinganya, ada nada curiga. "Iya..." jawabnya lirih sambil mengangguk ragu. "Temen sekolah, laki-laki?" suara itu terdengar ketus, "Ngapain kamu beliin barang buat anak laki, pacar kamu ya, perempuan macam apa kamu? Seharusnya laki-laki yang ngasih ke kamu, bukan kamu yang belikan dan ngasih-ngasih ke anak laki. Kayak perempuan murahan...

B💣M WAKTU⏳

Sejauh yang dia ingat, sejak kecil sampai dewasa, tidak ada yang pernah menanyakan apa yang dia rasa, apa yang dia lihat, apa yang dia pikirkan, apa yang dia harapkan, apa yang dia inginkan, apa yang dia cita-citakan dan apa yang dia rencanakan. Kata-kata manis dan lembut pun sama sekali tidak ada dalam ingatan pernah dia dengar, meski dia selalu dituntut untuk berbicara dan besikap santun. Yang dia ingat hanya suara bernada tinggi, ketus dan marah. Pukulan sapu lidi, ikat pinggang dan mistar kayu berulang kali mengenai tubuh kecilnya. Sudah tak terhitung lagi luka lebam di kaki, tangan dan punggungnya karena pukulan benda-benda itu atau cubitan di lengannya yang tidak jarang meninggalkan luka berdarah terkena kuku. Sudah tak terucap lagi pertanyaan, "apa salahku?" Karena mungkin dia memang sudah salah sejak lahir.  Dia lahir disaat bayi lelaki yang diharapkan, dan seperti kehadiranya tidak diinginkan tapi tak mungkin ditolak.  45 tahun sudah berlalu sejauh masa yang dia inga...